Sumenep - Drugsnews, Kegiatan pelatihan guru dalam membangun dan menguatkan budaya literasi di kalangan siswa SMP lewat guru mata pelajaran (Mapel) yang dilaksanakan Dinas Pendidikan kabupaten Sumenep bermitra dengan Program INOVASI yang dilaksanakan selama tiga hari sejak tanggal 02-04 Desember 2021 akhirnya berakhir dengan Sukses.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Edy Suprayitno, S.Sos, M.PA, pada penutupan kegiatan pelatihan guru mengungkapkan kegiatan tersebut dalam rangka membangun dan menguatkan budaya literasi di kalangan siswa SMP lewat guru mata pelajaran (Mapel) yang diharapkan pasca pelatihan guru dapat mengembangkan diri agar tujuan untuk membangun dan menguatkan budaya literasi khususnya bagi siswa di sekolah sesuai yang diharapkan
"Karena guru harus meningkatkan kompetensinya dan tahun depan ada proyeksi dari kegiatan ini. Kemudian musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) masing-masing Mapel yang selama ini rutin melakukan pembinaan terus bisa mengevaluasi, karena generasi mendatang merupakan andil dari yang dilakukan kita saat ini." Tegasnya, Sabtu (04/12/2021) di Aula SMPN 2 Sumenep.
Ditegaska Edy, dengan kegiatan pelatihan bagi guru SMP ini dapat menjadi agen perubahan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya di Sumenep melalui literasi yang bermanfaat termasuk pembelajaran yang literat bagi guru mapel yang nantinya dapat diimplementasikan di sekolah masing-masing.
Sementara salah seorang peserta dari SMPN 1 Bluto, Achmad Fauzi, S.Pd, mengakui hasil dari pelatihan kali ini sangat layak untuk dibawah ke Forum Guru Hebat yang merupakan forum bagi para guru yang telah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan guru untuk diimbas pada guru-guru lain di sekolahnya.
" Nantinya akan kami bawa ke Forum yang sudah berjalan lama di sekolah kami, guna menambah perspektif pembelajaran yang dilihat dari sudut berbeda sesuai kemampuan guru Mapel masing-masing.' tandasnya.
Pada intinya menurut guru yang juga pembina Pramuka ini, jika kegiatan pelatihan kali ini sebenarnya tidak jauh beda dengan yang sudah dilakukan pada guru selama ini, namun kali ini lebih Inovasi lagi.
" pelatihan saat ini dikemas dengan konsep dan kemasan baru serta dapat dilakukan dengan lebih simpel dan sederhana sehingga tujuan akan mudah untuk dicapai." Ujarnya.
Hal sama juga diakui salah seorang guru mata pelajaran IPA di SMPN 1 Giligenting, Sahra Ningsih, S.Pd. Menurutnya, para peserta bisa cepat memahami dan mempraktekkan langsung selama kegiatan pelatihan. Pihaknya menilai kegiatan pelatihan bagi dirinya sangat luar biasa manfaatnya. Sehingga, timbul semangat pula pada dirinya sebagai seorang guru untuk segera diberikan pada siswanya nanti.
Sebab, diakui selama ini minat baca siswanya yang kebetulan berada di kepulauan masih kurang. Dengan ilmu baru yang diterimanya dengan mengikuti pelatihan mulai lebih terbuka wawasannya untuk menerapkan ilmu baru tersebut pada siswanya.
" Untuk menumbuhkan minat baca ternyata banyak cara yang bisa dilakukan, seperti dengan mencari informasi sebanyak banyaknya yang tidak harus dari buku saja, namun bisa dari internet maupun dalam kegiatan praktek langsung yang dilakukan siswa." Ungkapnya.
Seperti halnya yang dilakukan dalam praktikum langsung kepada siswa di SMPN 2 Sumenep, bagaimana siswa membuat pewarna dari dedaunan dan tumbuhan, seperti daun pandan bisa menghasilkan warna hijau, kunyit menghasilkan warna kuning, daun pisang yang dibakar juga bisa menghasilkan warna hitam. Tapi khusus daun pisang ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena hasil pembakaran yang kurang baik bagi kesehatan, namun tetap masuk pewarna alami. Kemudian dari buah naga juga bisa menghasilkan warna ungu.
" Jadi siswa bisa melihat langsung dengan praktek siswa tertarik untuk mencari tahu dan nantinya juga timbul minat baca." Tambahnya.
Senada juga disampaikan Humaira, S.Pd, guru SMPN 1 Sapeken yang mengaku banyak hal yang diperoleh selama mengikuti pelatihan guru selama tiga hari sejak tanggal 02-04 Desember 2021ini, sehingga banyak ilmu baru yang bisa dikuasai dan berdampak positif terhadap proses pembelajaran kedepannya.
"Tentunya pelatihan ini sangat penting diterapkan disekolah nantinya dan bisa sharing dengan guru-guru yang lain agar berimbas." Tandasnya.
Apalagi menurut Humaira dalam kegiatan pelatihan yang dilaksanakan selama tiga hari dapat dipraktekkan di sekolahnya. Seperti halnya di bidang mata pelajaran IPS dengan salah satu penerapan praktek bagaimana menangkal kenakalan remaja khususnya di kalangan siswa kelas VII - IX di sekolah menengah pertama. (slm)
Komentar
Posting Komentar